Aku tau aku pun masih berjalan di setapak
Ketika hujan membuat tanah menjadi lembek
Dan kaki ini terkena kotornya
Aku tau aku masih basah terkena tampias gerimis
Masih terasa lelah-lelah perjuangan itu
Namun apakah ini menjadi sebab untuk aku tidak boleh mengharap seseorang yang lebih
Lebih dari dirinya yang kemarin dan diriku
Apakah salah jika aku tak ingin menerima apa adanya sedang aku pun tak ingin diterima apa adanya
Bukankah bermimpi besar untuk diwujudkan
Bukankah manusia diwajibkan untuk memperjuangkan kebahagiaannya
Mungkin tak sedikit yang kan menghujatiku caci
Sungguh, aku tak hanya menuntut
Setiap hariku memberi semangat dan semoga dihargai
Setiap hariku memberi kode dan semoga dipahami
Setiap hariku memberi doa agar keajaiban memudahkan jalan takdirnya
Maafkan aku
Begitu sulitnya
Itu mengenai penerimaan
Sedangkan perasaan, mungkin berkata berbeda
Kata-kata itu menari-nari dalam ruang imajinasiku pada malam-malam sunyi. Ketika langit cerah penuh gemerlap bintang dan rembulan yang singgah dengan cahaya jingganya. Dan di saat mendung kelabu melukis langit bersama rerintikan gerimis. Maka kurangkai setiap ia hadir dalam catatan kecilku. Sebelum ia melayang dan tak pernah pulang
Kamis, 30 Juli 2015
So sorry
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar