Aku menulis kata-kata. Bukan untukmu, atau untuknya
Di kesenyapan malam gulita kuhidupkan dua lilin kecil. Untuk menemaniku.
Kudengar nyanyian binatang malam diiringi detakan jarum jam, tetesan air di kamar mandi, dan orang tadarus dari radio tua samar-samar.
Langit ini banyak bertebaran bintang. Aku tidak memandanginya, di luar udara terasa dingin.
Aku masih menulis ketika perlahan lilin mulai habis.
Kupandangi secarik kertas yang sedari tadi berada di meja kayuku, yang kutulisi isi pemikiranku.
Yang kupikirkan adalah yang aku rasakan.
Ini bukan soal percintaan, melainkan tentang harapan.
Tlah usai ku menulis impianku, masa depanku.
Aku bergegas tidur, agar pagi-pagi aku terbangun, untuk mulai memperjuangkan apa yang ku tulis.
Kata-kata itu menari-nari dalam ruang imajinasiku pada malam-malam sunyi. Ketika langit cerah penuh gemerlap bintang dan rembulan yang singgah dengan cahaya jingganya. Dan di saat mendung kelabu melukis langit bersama rerintikan gerimis. Maka kurangkai setiap ia hadir dalam catatan kecilku. Sebelum ia melayang dan tak pernah pulang
Kamis, 24 Oktober 2013
Inspirasi Malam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar