Sabtu, 06 Juni 2015

Peranku

Di setiap sudut tempat untuk menepi
Mata yang memandang sendu
Bersahutan segala yang terbesit di kepala
Di saat aku bersandar pada dinding yang membatasi
Mempertanyakan arti memberi
Sudah kutuntaskan niat, namun bergejolak gerak melangkah pada jalan lain
Tidakkah bukan suatu kesalahan jika tak ingin melihat kepedihan itu
Muka letih dan tubuh yang mulai melemah
Meski di luar sana yang lebih menyedihkan berceceran, tapi
Mereka adalah darah yang menjadikan raga ini hidup
Yang selama ini menukar butir keringat dengan kebahagiaanku
Atau mengapa tak lagi aku berlari membawa pulang segenggam bintang?
Bukan seperti lakuku yang kupikir membuang beban
Memangnya mereka meengharapkan itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar