Di setiap sudut tempat untuk menepi
Mata yang memandang sendu
Bersahutan segala yang terbesit di kepala
Di saat aku bersandar pada dinding yang membatasi
Mempertanyakan arti memberi
Sudah kutuntaskan niat, namun bergejolak gerak melangkah pada jalan lain
Tidakkah bukan suatu kesalahan jika tak ingin melihat kepedihan itu
Muka letih dan tubuh yang mulai melemah
Meski di luar sana yang lebih menyedihkan berceceran, tapi
Mereka adalah darah yang menjadikan raga ini hidup
Yang selama ini menukar butir keringat dengan kebahagiaanku
Atau mengapa tak lagi aku berlari membawa pulang segenggam bintang?
Bukan seperti lakuku yang kupikir membuang beban
Memangnya mereka meengharapkan itu?
Kata-kata itu menari-nari dalam ruang imajinasiku pada malam-malam sunyi. Ketika langit cerah penuh gemerlap bintang dan rembulan yang singgah dengan cahaya jingganya. Dan di saat mendung kelabu melukis langit bersama rerintikan gerimis. Maka kurangkai setiap ia hadir dalam catatan kecilku. Sebelum ia melayang dan tak pernah pulang
Sabtu, 06 Juni 2015
Peranku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar