Adakah engkau memahami?
Di setiap celah rangkaian kata
yang memenuhi kepalaku masih ada namamu
Aku benci keadaan ini
Aku benci pada harapan-harapan tak pasti
Apakah aku hanya terlalu berharap?
Besar rasa?
Sungguh aku benci begini, berlebihan
Sungguh aku ingin berlari, namun kau tak pergi
Dan aku mesti pintar menahan diri
Perlahan memaksa berdamai
Menikam setiap rasa yang semakin mendalam
Kata-kata itu menari-nari dalam ruang imajinasiku pada malam-malam sunyi. Ketika langit cerah penuh gemerlap bintang dan rembulan yang singgah dengan cahaya jingganya. Dan di saat mendung kelabu melukis langit bersama rerintikan gerimis. Maka kurangkai setiap ia hadir dalam catatan kecilku. Sebelum ia melayang dan tak pernah pulang
Rabu, 11 Februari 2015
Yang kini pernah kupanggil kamu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar