Mimpi. Setiap kali kata ini dihubungkan dengan sebuah
pekerjaan kita di masa depan. Profesi apa yang akan kita jalani di
sepanjang hidup dengan penuh bahagia.
Aku tidak tahu. Kata itu yang selalu muncul ketika teman-teman SMK menanyaiku. Mereka mudah saja
mengatakan ingin menjadi akuntan. Ya, kami belajar ilmu akuntansi empat
jam pelajaran setiap hari. Tentu saja menganggap akuntansi akan mudah
kami geluti esok hari. Tapi aku tidak. Bahkan aku masuk sekolah ini
karna tidak ada pilihan lain. Bapak dan adiknya menyuruhku menimba ilmu
di sini setelah lulus SMP.
Sebenarnya dari kecil aku pun telah
berganti-ganti cita-cita. Dari yang sering guru, tenaga medis sampai
yang cuma sebentar seperti pramugari. Tapi di akhir masa SMP, aku ingin
menjadi bidan. Dan masuk SMK ini, tamat riwayatku. Selesai.
Entah
sampai kapan aku menyesalinya. Sakit hati. Tapi aku seharusnya tahu
diri. Aku terlahir bukan dari keluarga berada. Segala langkah harus
dipertimbangkan dengan kalkulator. Jadi, seharusnya aku tidak banyak
menuntut. Dua belas tahun tamat saja mestinya banyak bersyukur.
Lulus.
Tidak banyak berharap melanjutkan jenjang perkuliahan. Setelah gagal
mengikuti program beasiswa bidik misi, pupus. Kupilih bekerja menanti
datangnya waktu dimana aku bisa mewujudkan keinginan duduk di salah satu
perguruan tinggi.
Dua tahun kuhabiskan masa pascalulus.
Tahun ini harapanku besar dapat menimba ilmu untuk mendapat gelar
sarjana. Doa-doa kupanjatkan. Aku bermimpi. Semoga saja Allah
meng-aamiin-i tahun ini dapat terwujud. Mengantarkanku pada profesi yang
menjadi mimpiku. Yang telah kupilih, mantap. Di manapun nanti aku
mengenyam pendidikan itu, inshaAllah mimpiku kan terus ku kejar.
-- Sebelas hari menjelang SBMPTN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar