Rembulan malam ini
memancarkan kerinduan pada sebuah senyuman
Yang biasanya melekat pada raut wajah yang menjingga
Yang menghilang semenjak hari-hari lalu
Membeku, membiru
Siraman cahyanya yang kekuningan mencoba menghangatkan
Wahai rembulan,
Maafkan aku yang tak meleleh
Tetap membeku, membisu
Kulihat kini engkau nampak ingin menumpahkan kemarahanmu
Pada sepoi angin yang menggigilkan
Yang mungkin kau anggap menambah dingin lakuku
Juga pada sepi yang menikam
Yang menjadikan kesendirian kurasa menentramkan
Yang memahat kekakuanku seperti sebuah arca
Oh rembulan, duduklah tenang pada singgasanamu
Menggantung pada atap langit kesukaanmu
Karena prasangkamu keliru
Tak perlu kau risaukan aku
Dan jikalau senyum ini telah sungguh kau rindui, pejamkan matamu dan peluk kenangan akan senyumku yang dulu
Yang biasanya melekat pada raut wajah yang menjingga
Yang menghilang semenjak hari-hari lalu
Membeku, membiru
Siraman cahyanya yang kekuningan mencoba menghangatkan
Wahai rembulan,
Maafkan aku yang tak meleleh
Tetap membeku, membisu
Kulihat kini engkau nampak ingin menumpahkan kemarahanmu
Pada sepoi angin yang menggigilkan
Yang mungkin kau anggap menambah dingin lakuku
Juga pada sepi yang menikam
Yang menjadikan kesendirian kurasa menentramkan
Yang memahat kekakuanku seperti sebuah arca
Oh rembulan, duduklah tenang pada singgasanamu
Menggantung pada atap langit kesukaanmu
Karena prasangkamu keliru
Tak perlu kau risaukan aku
Dan jikalau senyum ini telah sungguh kau rindui, pejamkan matamu dan peluk kenangan akan senyumku yang dulu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar